BLOG

gambar

Menutup Aib Orang Lain

12 Juni 2021
Seperti kita ketahui sekarang aktivitas di media sosial sedang digegerkan dengan suatu hal yang kurang baik. Salah satunya adalah mengumbar aib diri atau bahkan aib orang lain. Padahal menutupi aib orang lain menjadi salah satu hal yang diatur dalam Islam, bahkan didalamnya terdapat tuntunan untuk kita menutupi aib supaya tidak dijadikan konsumsi publik. Imam Malik dalam kitab Al-I’lan bit-Taubikh As-Sakhawy menjelaskan, sangat disayangkan apabila seseorang yang aibnya tak ditampakkan ke publik, justru mulai menggunjing aib orang lain. Akhirnya tak sedikit dari gunjingan tersebut membuat Allah menampakkan aibnya sendiri. Sebaliknya, kata beliau, orang-orang yang dulunya memiliki aib, namun menjaga lisan dan sikapnya akan menggunjing tentang aib orang lain, seiring berjalannya waktu, aib dirinya justru dilupakan orang-orang. Hal itu menjadi bukti Allah memang menolongnya. Hal ini telah Allah janjikan dalam hadist riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: ‎وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ Yang artinya: "Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang Muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat". Ada 4 janji lain yang akan kita dapatkan : 1. Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat Dalam salah satu hadistnya, Rasulullah mengatakan,“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah). 2. Dijanjikan masuk surga Ath-Thabrani meriwayatkan dalam al-Ausath dan ash-Shaghir dengan sanadnya dari Abu Sa'id al-Khudri RA ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim melihat aurat (cacat) saudaranya lalu menutupinya kecuali pasti akan masuk surga." 3. Disamakan dengan membangunkan bayi yang dikubur hidup-hidup Hal tersebut disampaikan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud sebagai berikut: "Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." (HR Abu Daud).
LANJUTKAN MEMBACA
gambar

Keutamaan Surat Al-Ikhlas

11 Juni 2021
“Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4) Berikut beberapa keutamaan ketika membaca surat Al-Ikhlas, yaitu: 1. Allah swt menyukainya Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Nabi saw pernah mengutus seseorang dalam suatu peperangan dan dia membacakan Al-Quran untuk para Sahabatnya dalam shalat mereka, lalu dia menutupnya dengan surat Al-Ikhlas. Ketika mereka kembali, mereka menceritakan hal itu kepada Nabi saw, maka beliau berkata: “Tanyakan kepadanya, untuk apa dia melakukan hal tersebut.” Kemudian mereka pun bertanya kepadanya, lalu dia menjawab: “Karena ia merupakan sifat ar-Rahmaan, sedang aku lebih suka membacanya.” Maka Nabi saw bersabda: “Beritahukan kepadanya bahwa Allah menyukainya.” (HR. Muslim dan An-Nasa-i) 2. Al-Ikhlas menyamai sepertiga Al-Quran Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa’id bahwasanya ada seseorang mendengar orang lain membaca Al-Ikhlas yang dia ulang berkali-kali. Setelah pagi hari tiba, dia mendatangi Nabi saw dan menceritakan peristiwa itu kepada beliau. Dan orang itu merasa masih terlalu sedikit membacanya, maka Nabi saw bersabda: “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat itu menyamai sepertiga Al-Quran.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa-i) 3. Membuat pembacanya masuk surga Imam Malik bin Anas meriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdirrahman, dari Ubaid bin Hanin, dia berkata: “Aku pernah mendengar Abu Hurairah berkata: “Aku pernah pergi bersama Nabi saw lalu beliau mendengar seseorang membaca Al-Ikhlas, maka Rasulullah saw bersabda: “Wajib baginya,” -kutanyakan, “Apa yang wajib?” Beliau menjawab: “Surga.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa-i) 4. Diberikan kecukupan setiap hari sebanyak dua kali Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dari Usaid bin Abi Usaid, dari Mu’adz bin Abdillah bin Habib, dari ayahnya, dia berkata: “Kami pernah merasa haus dan berada dalam gelap gulita, sedang kami tengah menunggu Rasulullah saw shalat bersama kami, lalu beliau keluar dan memegang tanganku seraya berkata: “Katakanlah.” Maka aku pun terdiam. Beliau berkata lagi: “Katakanlah.” Kutanyakan: “Apa yang harus aku katakan?’ Beliau menjawab: “Qul Huwallaahu Ahad dan al-Mu'awwidzatain (an-Falaq dan an-Naas) saat memasuki waktu sore dan saat memasuki waktu pagi hari sebanyak tiga kali, niscaya akan diberikan kecukupan kepadamu setiap hari dua kali.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa-i) (Sumber: Tafsir Ibnu Katsir)
LANJUTKAN MEMBACA
gambar

Banyak Muslim yang Satu-Satunya Hal Islami yang Mereka Miliki Hanyalah Status di KTP

29 Mei 2021
Miris ga? Miris ga? Mirislah masa engga.. Coba kita perhatikan umat saat ini, sudahkah mengikuti apa yang diperintahkan Allah swt dan menjauhi apa yg dilarang-Nya? Sudahkah mengamalkan apa yg dulu Rasulullah saw kerjakan dan perjuangkan untuk kita? Hingga sekarang masih banyak ditemui orang2 yang mengaku beragama Islam tetapi sayangnya tidak mencerminkan Islam itu sendiri. Mereka hanya terlahir dari keluarga yang sebelumnya sudah memeluk Islam, tetapi tidak tahu menahu persoalan pondasi dasar kehidupan ini. Islam yang membawa rahmatan lil’alamin tidak bisa terwujud hanya karena orang2 yang mengaku beragama Islam tapi bersifat Islamofobia itu sendiri. Banyak yang menolak untuk mencari ilmu2 Allah hanya karena media membingkai Islam adalah agama teroris. Mereka menutup hati, mata, telinga, dan pikirian sehingga berIslam seadanya saja alias setengah2 alias suka2. Tahukah Anda bahwa berIslam setengah2 justru adalah golongan tersesat yg sebenarnya? “Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.” (QS. An-Nisa: 150-151) Mari lapangkan dada ini untuk dapat menerima rahmat yang Allah berikan. Hidayah itu kita yang cari & jemput, bukan cuma duduk diam tanpa berusaha dan berniat lillahi ta'ala. ‎اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berikanlah kami kekuatan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kami yang bathil itu bathil dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
LANJUTKAN MEMBACA