“Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Berikut beberapa keutamaan ketika membaca surat Al-Ikhlas, yaitu:
1. Allah swt menyukainya
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Nabi saw pernah mengutus seseorang dalam suatu peperangan dan dia membacakan Al-Quran untuk para Sahabatnya dalam shalat mereka, lalu dia menutupnya dengan surat Al-Ikhlas. Ketika mereka kembali, mereka menceritakan hal itu kepada Nabi saw, maka beliau berkata: “Tanyakan kepadanya, untuk apa dia melakukan hal tersebut.” Kemudian mereka pun bertanya kepadanya, lalu dia menjawab: “Karena ia merupakan sifat ar-Rahmaan, sedang aku lebih suka membacanya.” Maka Nabi saw bersabda: “Beritahukan kepadanya bahwa Allah menyukainya.” (HR. Muslim dan An-Nasa-i)
2. Al-Ikhlas menyamai sepertiga Al-Quran
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa’id bahwasanya ada seseorang mendengar orang lain membaca Al-Ikhlas yang dia ulang berkali-kali. Setelah pagi hari tiba, dia mendatangi Nabi saw dan menceritakan peristiwa itu kepada beliau. Dan orang itu merasa masih terlalu sedikit membacanya, maka Nabi saw bersabda: “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat itu menyamai sepertiga Al-Quran.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa-i)
3. Membuat pembacanya masuk surga
Imam Malik bin Anas meriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdirrahman, dari Ubaid bin Hanin, dia berkata: “Aku pernah mendengar Abu Hurairah berkata: “Aku pernah pergi bersama Nabi saw lalu beliau mendengar seseorang membaca Al-Ikhlas, maka Rasulullah saw bersabda: “Wajib baginya,” -kutanyakan, “Apa yang wajib?” Beliau menjawab: “Surga.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa-i)
4. Diberikan kecukupan setiap hari sebanyak dua kali
Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dari Usaid bin Abi Usaid, dari Mu’adz bin Abdillah bin Habib, dari ayahnya, dia berkata: “Kami pernah merasa haus dan berada dalam gelap gulita, sedang kami tengah menunggu Rasulullah saw shalat bersama kami, lalu beliau keluar dan memegang tanganku seraya berkata: “Katakanlah.” Maka aku pun terdiam. Beliau berkata lagi: “Katakanlah.” Kutanyakan: “Apa yang harus aku katakan?’ Beliau menjawab: “Qul Huwallaahu Ahad dan al-Mu'awwidzatain (an-Falaq dan an-Naas) saat memasuki waktu sore dan saat memasuki waktu pagi hari sebanyak tiga kali, niscaya akan diberikan kecukupan kepadamu setiap hari dua kali.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa-i)
(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir)
LANJUTKAN MEMBACA