BLOG

gambar

Sewajarnya Saja

17 Juni 2021
Saat ini sering sekali kita melihat, mendengar bahkan terkadang juga merasakan 'suka' terhadap sesuatu secara berlebihan. Perlu diketahui yang dilarang berlebihan itu karena dibalut hawa nafsu yang membuat telinga, mata, dan hati kita tak berfungsi. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: ‎أَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلٰهَهُۥ هَوٰىهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلٰى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهِۦ غِشٰوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ اللَّهِ  ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. Al-Jasiyah: 23) Disini dijelaskan bahwa bukan tak boleh mengidolakan atau membenci, melainkan sewajarnya saja.
LANJUTKAN MEMBACA
gambar

Jangan Berlebihan Dalam Mencinta

15 Juni 2021
Fenomena sebuah produk makanan yg sedang viral belakangan ini membuat kita bertanya2, “Ada apa dibalik semua ini sampai rela berbuat demikan?”. Hingga muncullah kesimpulan bahwa terdapat suatu kumpulan orang2 yg mendedikasikan cintanya terhadap suatu makhluk secara berlebihan. Dalam kacamata Islam, melakukan sesuatu tidak boleh secara berlebihan termasuk mencintai makhluk atau hal2 duniawi. Rasulullah saw bersabda: “Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu.” (HR. Imam Turmudzi). Hadist ini melarang kita untuk mengungkapkan rasa cinta jangan terlalu berlebihan. Yang sedang2 saja, sob! Jangan sampai mencintai sesuatu melebihi rasa cinta kita kepada Allah hingga tidak sadar menduakan-Nya. Demikian pula bisa jadi apa yang kita cintai secara berlebihan belum tentu baik menurut Allah swt, begitupun sebaliknya. Sebagaimana firman Allah swt: وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ “…..tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
LANJUTKAN MEMBACA
gambar

Menutup Aib Orang Lain

12 Juni 2021
Seperti kita ketahui sekarang aktivitas di media sosial sedang digegerkan dengan suatu hal yang kurang baik. Salah satunya adalah mengumbar aib diri atau bahkan aib orang lain. Padahal menutupi aib orang lain menjadi salah satu hal yang diatur dalam Islam, bahkan didalamnya terdapat tuntunan untuk kita menutupi aib supaya tidak dijadikan konsumsi publik. Imam Malik dalam kitab Al-I’lan bit-Taubikh As-Sakhawy menjelaskan, sangat disayangkan apabila seseorang yang aibnya tak ditampakkan ke publik, justru mulai menggunjing aib orang lain. Akhirnya tak sedikit dari gunjingan tersebut membuat Allah menampakkan aibnya sendiri. Sebaliknya, kata beliau, orang-orang yang dulunya memiliki aib, namun menjaga lisan dan sikapnya akan menggunjing tentang aib orang lain, seiring berjalannya waktu, aib dirinya justru dilupakan orang-orang. Hal itu menjadi bukti Allah memang menolongnya. Hal ini telah Allah janjikan dalam hadist riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: ‎وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ Yang artinya: "Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang Muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat". Ada 4 janji lain yang akan kita dapatkan : 1. Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat Dalam salah satu hadistnya, Rasulullah mengatakan,“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah). 2. Dijanjikan masuk surga Ath-Thabrani meriwayatkan dalam al-Ausath dan ash-Shaghir dengan sanadnya dari Abu Sa'id al-Khudri RA ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim melihat aurat (cacat) saudaranya lalu menutupinya kecuali pasti akan masuk surga." 3. Disamakan dengan membangunkan bayi yang dikubur hidup-hidup Hal tersebut disampaikan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud sebagai berikut: "Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." (HR Abu Daud).
LANJUTKAN MEMBACA