BLOG

gambar

Siapakah yang Berhak Menerima Zakat?

Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu: 1. Fakir ialah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. Orang-orang ini tak memiliki penghasilan sehingga jarang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik. 2. Miskin Di atas fakir, ada orang-orang yang disebut miskin. Mereka adalah orang-orang yang memiliki harta namun juga sangat sedikit. Penghasilannya sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi makan, minum dan tak lebih dari itu. 3. Amil Mereka adalah orang-orang yang mengurus zakat mulai dari penerimaan zakat hingga menyalurkannya kepada orang yang membutuhkan. 4. Mu'allaf Orang yang baru masuk Islam atau mu'allaf juga menjadi golongan yang berhak menerima zakat. Ini bertujuan agar orang-orang semakin mantap meyakini Islam sebagai agamanya, Allah sebagai tuhan dan Muhammad sebagai rasulNya. 5. Riqab / Memerdekakan Budak Di zaman dahulu, banyak orang yang dijadikan budak oleh saudagar-saudagar kaya. Inilah, zakat digunakan untuk membayar atau menebus para budak agar mereka dimerdekakan. Orang-orang yang memerdekakan budak juga berhak menerima zakat. 6. Gharim (Orang yang Memiliki Hutang) Gharim merupakan orang yang memiliki hutang. Orang yang memiliki hutang berhak menerima zakat. Namun, orang-orang yang berhutang untuk kepentingan maksiat seperti judi dan berhutang demi memulai bisnis lalu bangkrut, hak mereka untuk mendapat zakat akan gugur. 7. Fi Sabilillah Yang dimaksud dengan sabilillah adalah segala sesuatu yang bertujuan untuk kepentingan di jalan Allah. Misal, pengembang pendidikan, dakwah, kesehatan, panti asuhan, madrasah diniyah dan masih banyak lagi. 8.Ibnu Sabil Ibnu Sabil disebut juga sebagai musafir atau orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh termasuk pekerja dan pelajar di tanah perantauan.
LANJUTKAN MEMBACA
gambar

Benih yang Berlipat Ganda

Harta yang kita miliki sejatinya hanyalah titipan dari Allah. Kita memiliki kebebasan mau digunakan untuk apa harta yang dimiliki itu Namun, alangkah beruntungnya jika harta tersebut digunakan di jalan Allah, untuk berinfaq, bershadaqah atau berzakat misalnya Untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan, untuk saling berbagi dalam kebaikan Dengan begitu harta yang dimiliki akan semakin bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain Apalagi jika semua itu dilakukan dengan niat hanya untuk mendapat ridha Allah ta'ala Karena Allah memberikan keutamaan bagi orang yang menggunakan hartanya di jalan Allah dengan niat untuk mendapat ridha Allah Keutamaan tersebut diibaratkan ketika seseorang menanam benih, maka dari benih itu Allah akan tumbuhkan tujuh bulir, dan pada tiap bulir Allah tumbuhkan seratus biji Begitulah keutamaan orang yang menggunakan hartanya di jalan Allah, maka Allah akan melipat gandakan harta nya tersebut, dan menambah keberkahan pada hartanya Mari kita berikan infaq, zakat, dan shadaqoh terbaik kita di bulan Ramadhan ini.
LANJUTKAN MEMBACA
gambar

Bermuhasabahlah, Agar Tidak Termasuk yang Celaka

"Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan, tetapi sampai Ramadhan berakhir ia masih belum mendapat ampunan Allah." (HR. Bukhari) Astaghfirullah, dipertanyakanlah selama Ramadhan ia melakukan amalan-amalan yang mendatangkan ridha/ampunan Allah atau justru malah mengundang murka-Nya? Padahal bulan Ramadhan adalah bulan dimana pintu ampunan Allah terbuka lebar, sungguh sebuah kerugian besar jika dosa-dosa masih belum diampuni-Nya. Tidak menutup kemungkinan bahwa seorang yang celaka tersebut tidak memaknai bulan Ramadhan dengan keimanan, bahkan tidak menutup kemungkinan pula dalam menyambut bulan Ramadhan pun sudah tumbuh bibit-bibit malas. Ajaklah hati kita untuk merenungkan hadits di atas. Ini menjadi reminder bagi kita, agar di bulan Ramadhan ini kita tidak menyia-nyiakan untuk berfastabiqul khairat di jalan Allah sehingga ridha dan ampunan-Nya dapat kita raih. Kita mengetahui bersama, bahwasannya kita sebagai manusia tidak luput dari salah dan dosa, siksa/azabpun menjadi balasannya. Maka sebuah harapan besar ampunan Allah kita dapatkan sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang 'celaka' dan merugi di bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, sebelum kita dipisahkan dengan bulan penuh keberkahan ini, ada baiknya kita bermuhasabah diri. Sudahkah kita memaknai bulan Ramadhan ini seperti Rasulullah dan para sahabat maknai? Mari kita perbanyak beristighfar sebagai salah satu usaha kita meraih ampuanan-Nya. Semoga Allah mengistiqomahkan kita dan menguatkan kesabaran kita untuk berfastabiqul khairat di bulan Ramadhan ini, sehingga ridha dan ampunan-Nya bisa kita dapatkan, pun ketaqwaan menjadi gelar kita. Aamiin ya Allah..
LANJUTKAN MEMBACA