Tiga Makna Penting dari Proses Muhasabah

14 Januari 2023
gambar

Muhasabah adalah meneliti perbuatan kita pada masa lalu dan masa kini, apakah ia merupakan perbuatan baik atau perbuatan buruk. Dengan muhasabah diri, perbuatan baik pada masa lalu bisa ditingkatkan pada masa depan, baik kualitasnya maupun kuantitasnya. Dengan muhasabah, perbuatan buruk pada masa lalu tidak perlu diulangi pada masa yang akan datang. Maka dengan muhasabah, hari esok kita akan lebih baik, di dunia juga di akhirat Insya Allah. Sahabat Umar Ibnul Khaththab ra. berkata:
"Hendaklah kalian menghisab (mengintrospeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab (oleh Allah SWT)."
(HR.At-Tirmidzi & Ahmad)

Allah SWT berfirman dalam QS.Al-Hasyr[59]:18
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Dari ayat tersebut, kita bisa ketahui bahwasanya perbuatan yang bisa menghubungkan antara masa lalu dan masa depan sehingga lebih baik adalah introspeksi diri. Dalam istilah bahasa Arab disebut juga dengan 'muhasabah diri'.

Ada 3 (tiga) makna penting yang terkandung dalam proses muhasabah ini. Apa sajakah?


1. Muhasabah menjadikan kita sosok pembelajar
Banyak kisah dalam Al-Qur'an yang harus menjadi bahan pelajaran untuk peringatan ke depan, dan hanya sosok pembelajar yang bernama Ulul Albab yang mampu belajar dari kisah-kisah masa lalu tersebut.

"Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman."
(QS.Yusuf[12]:111)

Sosok pembelajar sejati adalah sosok yang selalu berpikir dan berpikir, sehingga mampu mengakumulasi ilmu yang didapatkan untuk diamalkan.


2. Muhasabah, ikhtiar lebih baik di masa depan

Muhasabah juga mengandung makna perlunya orientasi pada masa depan. Tujuan evaluasi diri adalah untuk kelebihbaikan di masa depan. Ada dua dimensi masa depan, yaitu masa depan di dunia dan di akhirat. Visi besar seorang mukmin adalah menjadi hamba yang berbahagia di dunia dan akhirat sesuai dengan doa berikut.

"Dan di antara mereka ada yang berdoa, 'Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.'"
(QS.Al-Baqarah[2]:201)


3. Muhasabah mendorong jiwa berprestasi
Muhasabah diri akan mendorong seseorang untuk menghasilkan kebaikan, kemanfaatan dan termotivasi untuk terus berprestasi karena terus berupaya belajar dari masa lalu untuk kebaikan di masa depan. Orang yang berprestasi adalah orang yang mau belajar dari masa lalu, baik masa lalu dirinya maupun orang lain. Selain itu, juga karena orang yang berprestasi yakin bahwa Allah SWT sangat detil dan akurat dalam mencatat setiap kebaikan hambanya

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."
(QS.Al-Zalzalah[99]:7-8)

Sumber : https://istiqlal.or.id/blog/detail/tiga-makna-penting-dari-proses-muhasabah.html

#Makna #Muhasabah #yukdonasi #kelaparan #kemiskinan #bantuan #kesehatan #donasipeduli #donasisosial #donasikemanusiaan #donasimakanan #pendidikan #berbagirezeki #kemiskinanindonesia #donasikesehatan #donasipendidikan #donasifasilitasumum #donasibencanaalam #Yabima #bumiinsanmadani #sosial #sejahtera #shadaqah #infaq #zakat