Kisah Pemuda Yang Menikahi Wanita "Buta, Tuli, Bisu dan Lumpuh"

28 Oktober 2022
gambar

Pelajaran sangat dibutuhkan manusia untuk dapat menghadapi kehidupan ini. Pelajaran dapat didapatkan dari berbagai hal, salah satunya dari kisah kehidupan seseorang. Hal ini ditegaskan pula pada ayat berikut ini:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."
(QS.Yusuf[12]:111)

Salah satu kisah yang dapat memberikan kita pelajaran adalah kisah seorang lelaki soleh bernama Tsabit bin Ibrahim. Bermula dari memakan apel yang jatuh, mengakibatkan ia harus menikah dengan seorang perempuan yang buta, bisu, tuli, dan lumpuh. Mengapa bisa seperti itu? Dan pelajaran apa yang diberikan dari kisah ini? Yuk kita simak

Seorang lelaki soleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba ia melihat sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan. Warnanya merah ranum sehingga membuat Tsabit ingin memakannya, apalagi saat itu cuaca sedang panas dan ia tengah kehausan. Tanpa berfikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lezat itu, akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin pemiliknya.

Ia segera mencari pemilik kebun itu untuk meminta agar dihalalkan buah yang telah dimakannya. Ternyata ia harus menempuh perjalanan sehari semalam. "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah SAW sudah memperingatkan kita melalui sabdanya: 'Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka.'". Tekadnya sudah kuat, maka tetap ia tempuh perjalanan tersebut.

Sesampainya di rumah pemilik kebun dan pemilik kebun membukakan pintu rumahnya, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, "Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu maukah tuan menghalalkan apa yang sudah ku makan itu?"

Pemilik kebun mengamati Tsabit dengan cermat. Lalu dia berkata, "Tidak, aku tidak boleh menghalalkannya kecuali dengan satu syarat. Engkau harus mengawini putriku!"

Lalu pemilik kebun menambahkan, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh!"

Tsabit amat terkejut dengan syarat tersebut. Dia berfikir dalam hatinya, apakah perempuan seperti itu patut dia persunting sebagai istri gara-gara setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak boleh menghalalkan apa yang telah kau makan!"

Kemudian Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkahwinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul'alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala."

Pernikahan pun dilaksanakan. Sesudah perkahwinan selesai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Ia tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga, "Assalamu'alaikum". Tak disangka sama sekali istrinya menjawab salamnya dengan baik. Saat Tsabit mengulurkan tangan, ternyata istrinya bisa menyambut uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. Ia langsung bertanya pada istrinya, "Mengapa ayahmu mengatakan bahwa engkau buta, bisu, tuli, dan lumpuh?"

"Buta karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah. Bisu karena dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta’ala saja. Tuli karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang boleh menimbulkan murka Allah Ta'ala."

Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat soleh dan wanita yang memelihara dirinya. Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikurniakan seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh penjuru dunia. Beliau adalah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.

Referensi : http://www.akhwatmuslimah.com/2011/12/14/564/kisah-pemuda-yang-menikahi-wanita-buta-tuli-bisu-dan-lumpuh/

#PelajaranHidup #Kisah #Hikmah #yukdonasi #kelaparan #kemiskinan #bantuan #kesehatan #donasipeduli #donasisosial #donasikemanusiaan #donasimakanan #pendidikan #berbagirezeki #kemiskinanindonesia #donasikesehatan #donasipendidikan #donasifasilitasumum #donasibencanaalam #Yabima #bumiinsanmadani #sosial #sejahtera #shadaqah #infaq #zakat