Alhamdulillah, kita memasuki awal bulan Rajab 1444 H. Semoga kita dapat meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai bekal kehidupan di alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Aamiin yra.

Bulan Rajab memiliki beberapa keistimewaan dan peristiwa penting. 

1. Merupakan salah satu dari 4 bulan haram


Sebagaimana QS.At-Taubah[9]:36, terdapat 4 bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT yang disebut sbg 4 bulan haram. Dalam 4 (empat) bulan ini kita tidak boleh berperang kecuali bersifat defensif karena kita diserang. Selain itu, kita harus lebih banyak beribadah dan menghindari perbuatan dosa.


"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa."

2. Bulan yg di dalamnya ada peristiwa penting, yaitu Isra' Mi’raj


Peristiwa ini terjadi tanggal 27 Rajab. Saat itu Rasulullah diperjalankan Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit ke-7. Pada peristiwa ini pula, Rasulullah SAW menerima perintah ibadah shalat fardlu lima waktu langsung dari Allah SWT, tanpa melalui Malaikat Jibril AS.

3. Pada hari kesepuluh bulan Rajab tahun 9 H, terjadi perang Tabuk.

4. Pada bulan Rajab tahun 9 H, An-Najasyi, Raja al-Habasyah tutup usia dalam keadaan muslim.

5. Imam Syafi’i wafat pada bulan Rajab tahun 204 H dalam usia 54 tahun. Beliau dimakamkan di Mesir.

6. Pada bulan Rajab tahun 101 H, Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz meninggal dalam usia 39 tahun.

7. Pada tanggal 27 Rajab 583 H, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina.

Sumber : https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/29650/keutamaan-bulan-rajab/ dan https://www.google.com/amp/s/jatim.nu.or.id/amp/keislaman/aneka-keutamaan-dan-peristiwa-penting-di-bulan-rajab-AhM0o

#Rajab #PersiapanRamadhan #yukdonasi #kelaparan #kemiskinan #bantuan #kesehatan #donasipeduli #donasisosial #donasikemanusiaan #donasimakanan #pendidikan #berbagirezeki #kemiskinanindonesia #donasikesehatan #donasipendidikan #donasifasilitasumum #donasibencanaalam #Yabima #bumiinsanmadani #sosial #sejahtera #shadaqah #infaq #zakat

2 Keutamaan dan 5 Peristiwa penting di Bulan Rajab

Rezeki merupakan hal yang disukai oleh setiap manusia. Dalam KBBI, rezeki memiliki 2 pengertian:
1. Segala hal (pemberian dari Allah) yang bermanfaat dalam memelihara kehidupan seorang hamba misal makanan, udara, dan lainnya.
2. sebuah kiasan terhadap pendapatan, keuntungan, peluang dan kesempatan mendapatkan makanan, uang, dan berbagai hal yang dapat digunakan untuk hidup.

Sedangkan secara etimologi Bahasa Arab, rezeki memiliki akar kata 'rizki' yang berarti 'pemberian'. Secara istilah, ‘rizq’ memiliki arti sebagai segala sesuatu pemberian Allah SWT bagi makhluk ciptaan-Nya untuk dikonsumsi oleh mereka baik itu yang halal maupun yang haram.

Berdasarkan bentuknya, rezeki dapat berupa material dan non-material. Contoh dari rezeki material antara lain makanan, rumah, pakaian, dan seluruh benda yang berwujud. Sedangkan contoh dari rezeki non-material antara lain kesehatan, anak sholeh dan solehah, ketenangan hati, keberkahan dalam hidup, saling mencintai dan dicintai, dan sebagainya.

Bagaimanakah konsep rezeki dalam kacamata Islam? 


Rezeki ini merupakan rezeki yang telah ditetapkan Allah Ta’ala bagi tiap-tiap makhluk-Nya, meliputi semua unsur seperti waktu, macam, kadar, rupa serta temporalnya.

"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan di mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)."


Rezeki ini adalah rezeki yang masih dapat berubah kadarnya atau masih dapat bertambah seiring berjalannya waktu bergantung dari makhluk yang bersangkutan.

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."


Rezeki yang dijanjikan ini masuk ke dalam kategori takdir muallaq. Oleh karena itu, rezeki jenis ini pun masih dapat berubah dalam hal kadarnya. Sebagai hamba-Nya, manusia harus secara aktif berusaha untuk menjemputnya.

Rezeki jenis ini merupakan rezeki yang diberikan Allah kepada manusia yang telah berhasil memenuhi berbagai kriteria yang telah ditentukan Allah Azza Wa Jalla, yakni hanya menjadi seorang hamba yang mukmin dan selalu bertakwa. Ada juga kriteria selanjutnya, yakni selalu beramal shalih dan berperilaku baik sesuai dengan apa yang telah diatur dalam Islam.

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'"

"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."

Sumber : https://yatimmandiri.org/blog/muamalah/macam-macam-rezeki/

#Rezeki #yukdonasi #kelaparan #kemiskinan #bantuan #kesehatan #donasipeduli #donasisosial #donasikemanusiaan #donasimakanan #pendidikan #berbagirezeki #kemiskinanindonesia #donasikesehatan #donasipendidikan #donasifasilitasumum #donasibencanaalam #Yabima #bumiinsanmadani #sosial #sejahtera #shadaqah #infaq #ZakatMaal

Ummu Habibah merupakan shahabiyah pertama yang ikut berhijrah ke Habasyah. Nama aslinya adalah Romlah. Ayahnya adalah seorang tokoh dan cendekiawan Quraisy, yaitu Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib. Setelah bertahun-tahun ayah Ummu Habibah ini menjadi penentang dakwah Rasulullah SAW yang sangat keras.

Perjalanan hidup Ummu Habibah dalam memegang teguh Islam sangat luar biasa. Banyak warna dan model ujian yang ia hadapi, namun pada akhirnya Allah memberikan buah manis atas keteguhannya. Bagaimana perjalanan hidupnya? 

1. Suami Ummu Habibah lebih dulu masuk Islam


Ummu Habibah menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy Al-Asady dan dikaruniai seorang puteri yang diberi nama Habibah. Ubaidillah terkesima saat ia dibacakan untaian indah oleh Rasulullah SAW di rumah Arqom bin Abil Arqom shg ia pun memutuskan masuk Islam. Saat pulang ke rumahnya, ia merahasiakan ke-Islamannya dari istrinya karena khawatir istrinya akan lari menjauh dari tauhid berhubung ayahnya adalah pembesar Quraisy yang sangat menentang Islam.

Di tengah keheningan malam ia mengendap melakukan sholat. Dengan suara lirih melantunkan ayat suci, memohon bimbingan dan taufik hidayah untuk istrinya tercinta. Alhamdulillah, pada akhirnya hidayat Allah SWT itu hadir menyapa jiwa Ummu Habibah yang hanif dan lembut. Dengan penuh kerelaan dan kesadaran Ummu Habibah mengikuti jejak langkah suaminya memeluk agama Islam, meskipun ayahnya berada di seberang jalan sebagai penentang keras dakwah Nabi Muhammad SAW.

2. Suami Ummu Habibah murtad saat hijrah ke Habasyah


Ummu Habibah dan suaminya termasuk rombongan Muhajirin yang hijrah ke negeri Habasyah gelombang kedua. Ummu Habibah hidup di negeri asing yang jauh dari sanak saudara, hidup sebagai pengungsi yang mendapat belas kasihan dari Raja Najasyi, di tengah-tengah masyarakat beragama Nasrani. Rupanya kehidupan masyarakat Nasrani menarik hati suaminya, sehingga ia murtad kembali kepada kekafiran dan menjadi pemeluk agama Nasrani. Betapa galau dan sedih jiwa Ummu Habibah menghadapi cobaan berat ini. Suami yang diharapkan menjadi pengganti orang tua, menjadi wali yang dapat melindunginya, justru menjadi orang yang tak halal baginya. Perceraian akhirnya tak dapat dielakkan. Ummu Habibah memilih meneguhkan imannya daripada mengikuti agama baru suaminya, dan mantap untuk berkeputusan berpisah dari suaminya meskipun di negeri itu ia tidak memiliki sanak saudara.

Ummu Habibah menuturkan kisah kemurtadan suaminya dalam Thobaqot yang diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad:
"Saat tidur aku bermimpi melihat suamiku Ubaidillah bin Jahsy dengan rupa yang sangat buruk dan menjijikkan. Akupun tersentak bangun, dan berkata dalam hati, 'Demi Allah kondisinya telah berubah.' Maka di pagi harinya suaminya berkata: 'Wahai Ummu Habibah, aku perhatikan tentang agama maka tidak ada agama yang lebih baik dari agama Nasrani, dahulu aku pernah memeluknya, kemudian aku masuk ke dalam agama Muhammad, maka kini aku kembali memeluk agama Nasrani.'
Ummu Habibah pun menjawab: 'Demi Allah tidak ada kebaikan bagimu.' Lalu aku beritakan mimpiku tersebut, namun suaminya tidak senang, dia semakin tidak menghiraukannya. Sejak itu ia tenggelam dalam minuman Khamr dan sampai akhirnya meninggal dunia."

3. Allah SWT mengganti suaminya dengan manusia terbaik sejagad raya dunia akhirat


Ketabahan Ummu Habibah menjaga keimanannya di negeri asing yang jauh sebagai pengungsi akhirnya berbuah manis. Allah SWT mengganti suaminya dengan manusia terbaik sejagad raya dunia akhirat, makhluk paling mulia di muka bumi, dialah Rasulullah SAW. Mengenai hal tersebut, Ummu Habibah kembali bermimpi seperti yang dituturkannya:
"Aku bermimpi didatangi seseorang yang memanggilku: 'Wahai Ummul Mukminiin...'
Akupun tersentak kaget. Oh, apakah ini sebuah pertanda? Ooh, apakah mungkin aku menjadi salah satunya? Oh Robbii, inikah takdir-Mu kepadaku setelah Kau uji diriku dengan deraan yang memilukan dan mengguncang nuraniku, dan nyaris membutakan pikiranku dan menghantam sukmaku? Apakah benar ya Allah.. Engkau akan menjadikan aku salah satu istri dari makhluk yang paling mulia di jagad raya? Menjadi bagian dari Ahlul bait, menjadi seorang istri junjungan Nabi?"
Ketika Ummu Habibah selesai menjalani masa iddah, tiba-tiba datang utusan dari Raja Najasi seorang budak bernama Abrahah datang kepadaku dengan pakaian bagus dan aroma harum. Lalu ia berkata: "Sesungguhnya raja ingin menyampaikan kepadamu bahwa Rasulullah SAW telah mengirim surat yang berisi keinginan Rasulullah SAW menikahkan Ummu Habibah."
Berita ini sungguh membuat gembira Ummu Habibah. Ia merasa tersanjung, hatinya dipenuhi bunga-bunga keimanan. Takwil mimpinya ternyata benar, ia akan menjadi salah seorang istri dari manusia agung dan mulia. Tak putus-putus pujian dan rasa syukur Ummu Habibah panjatkan kepada Allah SWT.

Sumber : https://ummuhabibah.com/ummu-habibah-wanita-dimuliakan-allah/

#UmmuHabibah #Shahabiyah #WanitaMulia #Teguh #Sabar #Tawakkal #Istiqomah #yukdonasi #kelaparan #kemiskinan #bantuan #kesehatan #donasipeduli #donasisosial #donasikemanusiaan #donasimakanan #pendidikan #berbagirezeki #kemiskinanindonesia #donasikesehatan #donasipendidikan #donasifasilitasumum #donasibencanaalam #Yabima #bumiinsanmadani #sosial #sejahtera #shadaqah #infaq #ZakatMaal

BLOG

2 Keutamaan dan 5 Peristiwa penting di Bulan Rajab

6 Serba Serbi Rezeki dalam Islam

3 Perjalanan Hidup Ummu Habibah, Wanita yang Dimuliakan Allah dan Rasul Allah

CARI

KATEGORI